Normalnya, manusia akan menghasilkan urin yang berwarna jernih ataupun kuning keemasan. Namun, ada kondisi-kondisi di mana menyebabkan tubuh pun menghasilkan urin yang memiliki warna yang tidak seharusnya, seperti misalnya berwarna merah, yang bisa jadi tanda terjadinya kencing berdarah atau hematuria. Ada beberapa penyebab hematuria yang harus Anda waspadai, beserta gejala apa saja yang terjadi, dan cara pengobatan yang tepat.
Apa Itu Hematuria?
Hematuria adalah kondisi di mana terdapat darah pada urin, yang juga biasa dikenal dengan sebutan kencing berdarah. Ketika mengalami hematuria, urin dapat berubah menjadi warna merah, merah gelap hingga kecoklatan. Walaupun begitu, adapula kondisi hematuria yang hanya terdeteksi melalui uji urin.
Nah, karena itulah, hematuria ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu gross hematuria dan juga microscopic hematuria. Gross hematuria adalah kondisi terlihatnya darah pada urin, yang mana urin Anda tentu berwarna kemerahan atau kecoklatan, tidak seperti urin pada umumnya. Sedangkan hematuria mikroskopik yaitu tidak nampaknya darah dalam urin, karena jumlahnya yang sangat sedikit, sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
Baca Juga: Apa Itu Kanker Prostat yang Di Derita oleh SBY
Hematuria ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila darah berupa gumpalan, saluran kemih bisa saja tersumbat dan akhirnya memicu rasa sakit. Darah yang ada pada kondisi hematuria ini dapat berasal dari sistem saluran kemih, seperti kandung kemih, uretra, ureter, ataupun ginjal.
Hematuria sendiri lebih banyak dialami oleh para wanita, dibanding pria, dan bisa dialami oleh semua usia. Walaupun begitu, hematuria bisa dibilang merupakan kondisi yang umum terjadi. Namun, jika Anda mengalaminya, sebaiknya tetap berkonsultasi ke dokter agar mengetahui apa penyebab hematuria yang Anda alami beserta penanganan yang tepat.
Penyebab Hematuria
Ada beberapa penyebab dapat terjadinya hematuria, yaitu:
-
Infeksi saluran kemih
Melansir Mayo Clinic, infeksi saluran kemih ini terjadi saat adanya bakteri yang masuk ke tubuh lewat uretra serta berkembang biak di dalam kandung kemih. Uretra sendiri merupakan saluran yang akan dilewati urin untuk ke luar dari tubuh.
Gejala yang terjadi ketika Anda mengalami infeksi saluran kemih yaitu keinginan untuk terus menerus buang air kecil, rasa nyeri serta sensasi terbakar ketika buang air kecil dan juga bau urin yg sangat menyengat.
Sebagian orang, khususnya pada mereka yang masuk usia dewasa tua, gejala infeksi saluran kemih yang dapat terjadi yaitu munculnya darah pada urin, namun sulit untuk dilihat secara kasat mata.
-
Infeksi pada ginjal
Infeksi yang terjadi pada ginjal atau yang disebut pielonefritis juga jadi penyebab hematuria. Kondisi ini bisa terjadi saat bakteri masuk ke ginjal lewat aliran darah ataupun berpindah dari ureter ke ginjal.
Untuk gejala yang terjadi, seringkali mirip dengan infeksi pada saluran kemih, walaupun pada infeksi ginjal ini cenderung memicu demam serta nyeri pada pinggang.
-
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah peradangan yang dialami glomerulus atau bagian ginjal yang fungsi menyaring zat sisa dan membuang cairan serta elektrolit yang berlebih di tubuh.
Penyebab dari glomerulonephritis ini adalah karena infeksi bakteri ataupun virus, penyakit autoimun, peradangan pada pembuluh darah, ataupun penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes.
-
Batu ginjal
Penyebab hematuria berikutnya yaitu karena penyakit batu ginjal. Batu ginjal sendiri disebabkan oleh adanya mineral di urin yang membentuk kristal pada dinding ginjal atau kandung kemih. Kristal tersebut lama kelamaan dapat menjadi batu kecil dan juga keras yang disebut batu ginjal.
Gejala batu ginjal ini umumnya berupa munculnya rasa sakit yang luar biasa ketika buang air kecil. Nah, batu ginjal atau batu kandung kemih inilah yang juga bisa memicu terjadinya perdarahan besar ataupun mikroskopis.
-
Pembesaran pada prostat
Pembesaran pada kelenjar prostat ini umumnya dialami oleh para lelaki saat menua. Kelenjar prostat ini berada tepat di bawah kandung kemih, serta berada mengelilingi area atas uretra. Di mana ketika terjadi pembesaran, akan memicu peningkatan tekanan pada pembuluh darah yang berada di sekitar kandung kemih ataupun uretra, sehingga terjadilah perdarahan di urin.
-
Cedera atau trauma ginjal
Pernah mengalami cedera ataupun trauma pada ginjal seperti akibat kecelakaan, olahraga dan sebagainya, juga dapat menyebabkan terjadinya hematuria.
-
Olahraga berat
Hematuria juga bisa terjadi ketika Anda melakukan olahraga, Latihan serta aktivitas berat. Misalnya hal ini seringkali terjadi pada pelari. Aktivitas atau olahraga berat dapat menyebabkan kerusakan pada myoglobin karena adanya perubahan renovasi otot, sehingga membuat urin pun berwarna merah.
-
Kanker
Yang paling buruk, hematuria juga bisa menjadi tanda kanker pada kandung kemih, ginjal ataupun prostat stadium lanjut.
-
Kelainan darah
Penyakit kelainan darah seperti hemofilia dan juga anemia sel sabit juga bisa menyebabkan hematuria. Kedua kelainan darah inipun sifatnya keturunan atau genetik.
Hemofilia sendiri merupakan penyakit yang mengganggu proses pembekuan darah, sehingga dapat menyebabkan perdarahan berlebih baik eksternal atau internal setelah terjadinya cedera atau kerusakan.
Sedangkan anemia sel sabit merupakan kondisi yang ditandai oleh adanya cacat herediter hemoglobin pada sel darah merah.
-
Penggunaan obat-obatan tertentu
Selain itu, hematuria juga bisa terjadi karena konsumsi obat tertentu, seperti aspirin, kotrimoksazol, penisilin dan juga warfarin.
Gejala Hematuria
Selain ditandai dengan adanya perubahan pada warna urin yang menjadi kemerahan ataupun kecokelatan, gejala lain dari hematuria yaitu nyeri di perut bagian bawah, sering atau sulit buang air kecil, nyeri pada pinggang, mual ataupun muntah dan juga demam.
Baca Juga: Ini Dia Alasan Kenapa Garam Menyebabkan Hipertensi
Pengobatan Hematuria
Walaupun perubahan yang terjadi pada warna urin tidak selalu jadi tanda terjadinya hematuria, namun melakukan pemeriksaan ke dokter tetap dianjurkan untuk mengetahui penyebab dan juga melakukan pengobatan yang tepat.
Dokter pun akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pendukung lainnya untuk memastikan penyebab dari hematuria. Umumnya pemeriksaan pendukung yang akan dilakukan di antaranya:
- Urinalysis atau mengambil sampel urin untuk diperiksa di laboratorium
- Urine culture untuk memastikan apakah ada infeksi pada tubuh
- Urine cytology untuk mengetahui apakah ada pertumbuhan sel yang tidak normal
- Cystoscopy untuk memastikan kondisi dari uretra Anda
- CT scan untuk mengetahui kondisi perut, panggul serta kandung kemih
- Tes darah untuk mengecek apakah ada penyakit lain yang bisa memicu terjadinya hematuria.
Setelah pengetahui penyebabnya, dokter akan fokus pada penyembuhan penyakit yang jadi penyebab hematuria, misalnya seperti pemberian obat antibiotik, obat untuk mengatasi pembesaran kelenjar prostat ataupun terapi gelombang untuk memecahkan batu di salurah kemih, dan lainnya, tergantung dari penyebab yang Anda alami.
Hematuria ini pun dapat menyebabkan komplikasi, tergantung dari penyebabnya. Misalnya, bila hematuria terjadi karena infeksi ginjal, maka Anda bisa mengalami komplikasi berupa gagal ginjal.
Untuk pencegahan hematuria, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, di antaranya konsumsi air putih yang cukup, tidak sering menahan untuk buang air kecil, membersihkan alat kelamin setelah melakukan hubungan seksual, membatasi konsumsi makanan yang asin, rutin olahraga, menjaga berat badan ideal, konsumsi makanan bergizi, serta konsumsi vitamin untuk menjaga imun tubuh.
Jika Anda ingin mencari beragam vitamin untuk menjaga tubuh tetap sehat ataupun membeli obat yang Anda butuhkan, Anda dapat menemukannya di Apotik Puji, yang menyediakan secara lengkap beragam obat dan vitamin. Di Apotik Puji, Anda juga dapat berkonsultasi dengan apoteker kami, yang akan membantu Anda perihal obat atau vitamin yang akan Anda beli.