Ketika mengonsumsi obat, memulai pengobatan baru, menambah atau mengurangi dosis obat, interaksi obat serta ketika Anda menghentikan penggunaan obat, mungkin saja akan muncul efek samping obat yang dapat Anda rasakan. Bisa dibilang ini hal yang wajar bila terjadi. Efek samping yang terjadi pada setiap orang pun tentunya beragam, dan bisa saja berbeda satu sama lainnya.
Bisa dibilang, setiap obat tentu punya efek sampingnya tersendiri. Namun, tidak semua obat akan memicu efek samping tersebut. Karena, kebanyakan orang ketika konsumsi obat tertentu tidak merasakan efek samping apapun atau mungkin hanya merasakan efek yang ringan.
Efek samping yang bisa terjadi ini sebenarnya tergantung dari usia, berat badan, jenis kelamin dan juga kondisi kesehatan seseorang secara menyeluruh. Tingkat keparahan penyakit pun bisa saja meningkatkan peluang terjadinya efek samping pada obat-obatan tertentu. Ini karena, bila semakin banyak dan beragam obat yang Anda konsumsi, maka kemungkinan efek samping ini muncul pun akan jadi lebih besar akibat dari interaksi obat.
Tentang Efek Samping Obat
Ketika Anda mengonsumsi obat, cara kerja dari setiap obat tentunya berbeda-beda dalam merespon gangguan yang sedang terjadi dalam tubuh Anda. Normalnya, obat akan langsung masuk ke pembuluh darah dalam waktu 30 menit hingga 6 jam, setelah dikonsumsi, dan tergantung jenis obat yang Anda konsumsi tersebut.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecepatan obat diserap oleh tubuh yaitu sifat kelarutannya karena obat cair tentu akan lebih cepat diserap tubuh dibanding tablet, cara pemberian obat, dan juga kemampuan tubuh untuk mengosongkan lambung.
Nah, setelah konsumsi obat, efek yang dirasakan orang pun berbeda-beda. Dan beberapa orang bahkan ada yang mengalami efek samping dari obat yang mereka konsumsi tersebut.
Efek samping obat adalah respon obat yang tidak diinginkan, yang dapat terjadi karena penggunaan obat tertentu. Walaupun tidak seluruh terjadi adalah hal yang merugikan, namun Anda tetap harus memahami tentang efek yang bisa saja terjadi ketika Anda mengonsumsi obat tersebut.
Efek samping dibagi menjadi 2 kategori, yaitu efek samping yang dapat diperkirakan dan efek samping yang tidak bisa diperkirakan.
- Efek samping yang dapat diperkirakan; muncul karena aksi farmakologi obat dan umumnya tergantung dari dosis yang dikonsumsi. Seperti namanya, efeknya memang sudah diperkirakan, bahkan biasanya tertulis pada kemasan obat.
- Efek samping yang tidak dapat diperkirakan; efek atau rekasi yang tidak wajar karena suatu obat, dan tidak dapat diperkirakan terjadinya.
Contoh
Ada beberapa contoh gejala terjadinya efek samping tertentu, yang bisa saja Anda alami, yaitu:
1. Mual
Efek samping seperti mual ini dapat terjadi pada konsumsi obat antibiotik, misalnya eritromisin, antireumatik, dan fluorokuinolon, ataupun anti kanker yang dapat memicu efek mual yang mengganggu. Untuk mengatasi efek ini, Anda sebaiknya makan terlebih dulu sebelum konsumsi obat, sehingga lambung tidak langsung mencerna obat yang masuk. Bila mual dirasa sangat mengganggu, Anda dapat konsumsi obat anti mual satu jam sebelum makan.
2. Sakit kepala
Umumnya efek samping ini muncul dari konsumsi obat jantung seperti obat-obatan antianginal yang melebarkan pembuluh darah. Untuk orang yang menderita sakit jantung, obat satu ini memang ampuh mencegah serangan jantung. Namun efeknya adalah munculnya sakit kepala yang mungkin tidak ringan.
3. Nyeri otot
Obat-obatan yang dikonsumsi untuk menangani masalah kolesterol umumnya punya efek samping nyeri otot. Namun ini tidak terjadi pada semua orang yang mengonsumsi obat tersebut. Efek samping seperti ini dapat memengaruhi produktivitas serta mengurangi kualitas hidup orang yang mengalaminya. Bila memang terbilang sangat mengganggu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar mengurangi dosis ataupun mengganti obat yang punya efek samping yang lebih rendah.
4. Fungsi hati memburuk
Umumnya efek ini terjadi pada konsumsi obat Pereda nyeri dalam waktu yang lama ataupun dosis yang tidak tepat. Ini karena obat Pereda nyeri ini diproses di hati. Misalnya seperti obat-obat paracetamol. Karena itulah, sebaiknya berhati-hati ketika mengonsumsi obat jenis ini. Bila merasa nyeri, jangan terburu-buru konsumsi obat. Sebaiknya lakukan penanganan sederhana seperti kompres hangat atau dingin, istirahat, dan lainnya.
5. Mengantuk
Bisa dibilang ini adalah salah satu efek samping yang paling ringan. Obat-obatan yang bisa menyebabkan efek ini misalnya antihistamin seperti obat loratadine, CTM, ataupun cetirizine. Biasanya obat-obatan seperti ini akan memberikan warning untuk tidak dikonsumsi ketika akan berkendara, bahkan disarankan untuk digunakan saat akan beristirahat di malam hari.
Baca Juga: 14 Tips Menggemukan Badan Secara Alami Tanpa Obat-Obatan
6. Meningkatnya frekuensi buang air kecil
Obat seperti furosemide umumnya punya efek samping berupa peningkatan frekuensi untuk buang air kecil. Karena hal inilah biasanya obat ini disarankan untuk dikonsumsi saat pagi hari agar tidak menganggu tidur malam hari.
Baca Juga: Furosemide, Obat Apotik Penurun Bengkak
7. Perdarahan lambung
Obat-obatan antiradang, bahkan yang dapat diperoleh dengan mudah tanpa resep dokter misalnya ibuprofen dan juga diklofenak, bisa saja memicu munculnya efek samping. Terutama pada orang yang punya masalah dengan pencernaan mereka. Karena itulah, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu sebelum konsumsi obat ini, karena obat tersebut dapat menyebabkan luka dan juga perdarahan lambung.
Cara Meminimalisir
Cara-cara berikut ini bisa Anda lakukan agar mencegah ataupun meminimalisir kemunculan efek samping dari obat-obatan tertentu, yaitu:
- Baca aturan pakai serta dosis yang tepat, yang umumnya dijelaskan dalam label ataupun kemasan obat. Atau bila Anda mengonsumsi obat yang diresepkan dokter, maka konsumsi obat sesuai dengan anjuran yang diberikan dokter.
- Baca pula tentang efek samping serta kontraindikasi pada label.
- Bila Anda membeli obat bebas, maka pastikan bahwa Anda menggunakan obat sesuai dengan indikasi yang tepat. Jangan gunakan obat yang tidak sesuai dengan penyakit yang Anda alami.
- Perhatikan riwayat alergi akibat obat yang mungkin Anda miliki.
- Bila obat diberikan pada bayi, lansia atau pasien yang punya gangguan pada hati atau ganjil, sebaiknya berikan perhatian lebih pada cara penggunaan serta dosisnya.
- Bila Anda sedang hamil, menyusui, memiliki alergi pada obat tertentu, memiliki penyakit tertentu seperti diabetes, ginjal ataupun liver, dan juga bila sedang dalam pengobatan lain, sebaiknya berikan informasi-informasi tersebut pada dokter sebelum dokter meresepkan obat.
- Menghindari menggunakan beragam jenis obat sekaligus.
- Meminta dokter untuk melakukan evaluasi pengobatan dalam jangka panjang.
Hal yang Perlu Dilakukan Bila Mengalami Efek Samping Obat
Bila Anda merasakan adanya gejala efek samping dari pengobatan yang Anda lakukan, maka penting bagi Anda untuk menyampaikan informasi ini pada dokter yang meresepkan obat Anda. Walaupun mungkin gejala yang Anda rasakan terbilang ringan.
Ketika Anda mengalami efek samping, maka Anda bisa melihat apakah golongannya masuk kategori ringan, sedang atau berat. Bila masih ringan, maka bisa dikatakan ini masih dapat ditoleransi oleh tubuh Anda tanpa perlu menghentikan penggunaan obat. Bila tergolong sedang, maka Anda bisa menurunkan dosis ataupun menghentikan penggunaan obat. Dan bila golongan berat, sebaiknya hentikan obat segera dan berkonsultasi atau periksakan diri langsung ke dokter.
Itulah beberapa hal tentang efek samping obat yang wajib Anda ketahui. Ini diperlukan agar Anda memahami potensi terjadinya efek samping ini bila Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu. Anda pun jadi lebih paham bagaimana untuk meminimalisirnya dan juga apa yang perlu dilakukan ketika ini terjadi.